PEMBAHASAN
A.
Penentuan Perilaku Individu
Dinamika perilaku individu, ditentukan dan dipengaruhi oleh:
I. Pengamatan atau penginderaan (sensation),
I. Pengamatan atau penginderaan (sensation),
adalah proses belajar mengenal segala sesuatu yang berada di
lingkungan sekitar dengan meng¬gunakan alat indera penglihatan (mata),
pendengaran (telinga), pengecap (lidah), pembau (hidung), dan perabaan (kulit,
termasuk otot).
Sensasi
(sensation) berasal dari bahasa latin : sensatus, yang artinya
dianugerahi dengan indra, atau intelek. Atau Sensasi berasal dari kata “sense”
yang artinya alat pengindraan, yang menghubungkan organisme dengan
lingkungannya. Sensasi merupakan tahap pertama stimuli mengenai indra
kita. Sensasi adalah proses manusia dalam menerima informasi sensoris
(energi fisik dari lingkungan) melalui penginderaan dan menerjemahkan informasi
tersebut menjadi sinyal-sinyal neural yang bermakna.
Jadi, sensasi
merupakan penerimaan stimulus (rangsangan) melalui indera, dan sensasi lebih
cenderung hubungannya dengan perasaan. Dan alat penginderaan itulah yang
menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Sensasi itu sebagai proses atau
pengalaman elementer yang timbul apabila satu perangsang merangsang satu
reseptor atau proses merasakan.
·
Berikut
adalah jenis-jenis sensasi:
1.
Indera
penglihatan (mata)
2.
Indera
pendengaran (telinga)
3.
Indera
peraba (kulit)
4.
indera
penciuman (hidung)
5.
Indera
pengecap (lidah)
·
Faktor
– Faktor Yang Mempengaruhi Sensasi
Bagian penting
dari teori deteksi sinyal yang berpengaruh besar terhadap psikologi adalah
implikasinya dalam pembelajaran ambang penginderaan. Berdasarkan teori
tersebut disimpulkan bahwa ambang penginderaa bukan hanya kekuatan sinyal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ambang penginderaan adalah :
(a)
Kekuatan
sinyal;
(b)
Sifat-sifat
tugas/pekerjaan;
(c)
Harapan
individu;
(d)
Konsekuensi-konsekuensi
berupa penghargaan atau hukuman;
(e)
Norma
/ standar / ukuran yang dikenakan individu.
·
Teori
Sensasi
Sensasi
(sensation) mengacu pada pendeteksian dini terhadap energi dari dunia fisik.
Studi terhadap sensasi umunya berkaitan dengan struktur dan proses mekanisme
sensorik. beserta stimulasi yang mempengaruhi mekanisme-mekanisme tersebut.
Deteksi energi
fisik yang di hasilkan atau di pantulkan oleh benda-benda fisik, sel-sel tubuh
yang melakuakan penderteksi ini, organ inderawi ( mata, telinga, hidung, kulit
dan jaringan tubuh ) proses penginderaan menyadarkan kita akan adanya suara,
warna, bentuk dan elemen kesadaran yang lain. Tanpa sensasi kita tidak dapat
menyentuh dalam arti sesungguhnya dunia nyata.Tapi untuk membuat dunia yang
mendera indera kita menjadi sesuatu yang masuk akal.
(a)
Sensasi
Normal
Penerimaan,
persepsi dan reaksi adalah 3 komponen setiap pengalaman sensori. Dalam
menjalankan fungsinya organ sensori berkaitan erat dengan sistem persyarafan
yang berfungsi sebagai reseptor dan penghantar stimulus sehingga tercipta
sebuah persepsi yang dapat menimbulkan reaksi dari individu.
(b)
Sensasi
Murni
Sensasi murni
jarang terjadi, jika mendengar suara aneh, betapapun asingnya, kita akan segera
menghubungkannya dengan suatu bentuknya yang telah kita lihat
sebelumnya.sensasi murni itu terjadi mungkin dalam peristiwa saat rangsangan
warna ditunjukkan untuk pertama kali kepada seseorang yang sejak lahirnya buta,
tetapi tiba-tiba dapat melihat (Mahmud, 1990:41)
·
Proses
Sensasi
Sistem saraf
mengubah pesan pesan menjadi kode salah satu kode yaitu kode anatomis. Pertama
kali diperkenalkan pada 1826 oleh seorang ahli fisiologi Johannes Muller
sebagai doktrin energy syaraf spesifik. Menurut doktrin, berbagai modalitas
sensorik yang berbeda muncul karena sinyal yang diterima oleh organ indera
merangsang beragam jalan syaraf yang menuju area otak yang beragam pula. Sinyal
dari mata menyebabkan impils berjalan sepanjang saraf optik, menuju ke korteks
visual.sinyal dari telinga. Sinyal dari telinga menyebabkan impuls berjalan
dari saraf auditoris menuju ke korteks auditoris. Gelombang cahaya dan suara
menghasilkan sensasi berbeda karena adanya perbedaan anatomi ini.
Sensasi mengacu
pada pendeteksian dini terhadap stimuli. Serta Sensasi merupakan
unsur-unsur pengalaman pancaindera yang disebabkan perangsang-perangsang diluar
manusia, yaitu cahaya, suara, bau, manis dan sebagainya. Dan hanya sensasi yang
mampu kita indralah yang akhirnya diproseskan oleh reseptor dan oleh pemrosesan
kognitif tingkat tinggi.Sistem sensorik kita memiliki keterbatasan kemampuan
manerima sensasi, sehingga dengan sendirinya pengetahuan kita tentang dunia pun
terbatas. Konsep kita mengenai proses perseptual bahwa pendeteksian dan
penginterpretasian sinyal-sinyal sensori, di tentukan oleh energi stimulus yang
dideteksi oleh sistem-sistem sensorik dan oleh otak dan hasil pemrosesan
disimpan dimemori dalam bentuk pengetahuan ( knowledge), yang akan digunakan
kelak dalam suatu kejadian nyata.
II. Persepsi (perception),
Persepsi adalah
sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan
sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka.[1] Perilakuindividu seringkali
didasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri
Persepsi
berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita terhadap hal-hal
di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang sudah ada, dan
selanjutnya mengenali benda tersebut. Untuk memahami hal ini, akan diberikan
contoh sebagai berikut: individu baru pertama kali menjumpai buah yang
sebelumnya tidak kita kenali, dan kemudian ada orang yang memberitahu kita
bahwa buah itu namanya mangga. Individu kemudian mengamati serta menelaah
bentuk, rasa, dan lain sebagainya, dari buah itu secara saksama. Lalu timbul
konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu. Pada kesempatan lainnya,
saat menjumpai buah yang sama, maka individu akan menggunakan kesan-kesan dan
konsep yang telah kita miliki untuk mengenali bahwa yang kita lihat itu adalah
mangga (Taniputera, 2005).
Dari definisi
persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu proses
bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan
masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman yang ada dan kemudian
menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan gambaran yang berarti.
·
Jenis-jenis
persepsi
Proses
pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang
diperoleh oleh indera menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis :
1) Persepsi visual
Persepsi visual
didapatkan dari indera penglihatan. Persepsi ini
adalah persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan memengaruhi bayi dan balita untuk
memahami dunianya. Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan
persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya paling sering
dibicarakan dalam konteks sehari-hari.
2) Persepsi auditori
Persepsi
auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu
telinga.
3) Persepsi perabaan
Persepsi
pengerabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.
4) Persepsi penciuman
Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu
hidung.
5)
Persepsi pengecapan
Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu
lidah.
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan, bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap, yaitu:
a.
Tahap
penerimaan stimulus, baik stimulus fisik maupun stimulus sosial melalui alat
indera manusia, yang dalam proses ini mencakup pula pengenalan dan pengumpulan
informasi tentang stimulus yang ada.
b.
Tahap
pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta pengorganisasian
informasi.
c.
Tahap
perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi lingkungan melalui
proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala, serta pengetahuan
individu.
Menurut Newcomb (dalam Arindita, 2003), ada beberapa sifat yang
menyertai proses persepsi, yaitu:
1.
Konstansi
(menetap): Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai orang itu sendiri
walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda.
2.
Selektif:
persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor. Dalam arti bahwa
banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan keterbatasan kemampuan
perseptor dalam mengelola dan menyerap informasi tersebut, sehingga hanya
informasi tertentu saja yang diterima dan diserap.
3.
Proses
organisasi yang selektif: beberapa kumpulan informasi yang sama dapat disusun
ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda.
III. Berpikir
(reasoning)
Adalah aktivitas yang bersifat ideasional untuk menemukan hubungan
antara bagian-bagian pengetahuan. Berpikir bertujuan untuk membentuk
pengertian, membentuk pendapat, dan menarik kesimpulan.
·
Proses berpikir kreatif
1. Tahap Persiapan
Tahap ini merupakan tahap pengumpulan informasi
atau data yang diperlukan untuk memecahkan suatu masalah.
2. Tahap Inkubasi
Tahap ini adalah tahap dieraminya proses
pemecahan masalah.
3. Tahap Iluminasi
Pada tahap ini aalah munculnya berbagai
inspirasi dan gagasan-gagasan untuk memecahkan masalah.
4. Tahap Verifikasi
Tahap ini juga disebut tahap evaluasi, yaitu suatu tahap
ketika ide atau kreasi harus diuji dengan realita.
Jenis berpikir ada dua, yaitu berpikir tingkat rendah dan
tingkat tinggi.
Berpikir
Tingkat Tinggi terjadi ketika seseorang mengambil informasi baru dan informasi
yang tersimpan dalam memori dan saling terhubungkan atau menata kembali dan
memperluas informasi ini untuk mencapai tujuan atau menemukan jawaban
yang mungkin dalam situasi membingungkan. Membahas tentang “Berpikir Tingkat
Tinggi”, mengingatkan kita kepada Taksonomi Bloom, terdapat tiga aspek dalam
ranah kognitif yang menjadi bagian dari kemampuan berpikir tingkat tinggi
atau higher order thinking. Ketiga aspek itu adalah aspek analisa,
aspek evaluasi dan aspek mencipta.
Sedang tiga
aspek lain dalam ranah yang sama, yaitu aspek mengingat, aspek memahami, dan
aspek aplikasi, masuk dalam bagian intilektual berpikir tingkat rendah
atau lower-order thinking. Membahas tentang berpikir tingkat tinggi,
kita bahas dulu tentang Ketrampilan berfikir.
Keterampilan
berpikir dapat didefinisikan sebagai proses kognitif yang dipecah-pecah ke
dalam langkah-langkah nyata yang kemudian digunakan sebagai pedoman berpikir.
Satu contoh keterampilan berpikir adalah menarik kesimpulan (inferring), yang
didefinisikan sebagai kemampuan untuk menghubungkan berbagai petunjuk (clue)
dan fakta atau informasi dengan pengetahuan yang telah dimiliki untuk membuat
suatu prediksi hasil akhir yang terumuskan. Untuk mengajarkan keterampilan
berpikir menarik kesimpulan tersebut, pertama-tama proses
kognitif inferring harus dipecah ke dalam langkah-langkah sebagai
berikut:
(a)
Mengidentifikasi
pertanyaan atau fokus kesimpulan yang akan dibuat.
(b)
Mengidentifikasi
fakta yang diketahui,
(c)
Mengidentifikasi
pengetahuan yang relevan yang telah diketahui sebelumnya,
(d)
Membuat
perumusan prediksi hasil akhir.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dinamika perilaku individu, ditentukan dan dipengaruhi oleh:
1.
Pengamatan
atau penginderaan (sensation), adalah proses belajar mengenal segala sesuatu
yang berada di lingkungan sekitar dengan menggunakan alat indera penglihatan
(mata), pendengaran (telinga), pengecap (lidah), pembau (hidung), dan perabaan
(kulit, termasuk otot).
2.
Persepsi
(perception), adalah menafsirkan stimulus yang telah ada di otak atau
pengertian individu tentang situasi atau pengalaman. Ciri umum persepsi terkait
dengan dimensi ruang dan waktu, terstruktur, menyeluruh, dan penuh arti.
Persepsi bersifat subjektif dan dipengaruhi oleh perhatian selektif, ciri-ciri
rangsangan, nilai dan kebutuhan individu, serta pengalaman.
3.
Berpikir
(reasoning), adalah aktivitas yang bersifat ideasional untuk menemukan hubungan
antara bagian-bagian pengetahuan. Berpikir bertujuan untuk membentuk
pengertian, membentuk pendapat, dan menarik kesimpulan. Proses berpikir kreatif
terdiri dari: persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi. Jenis berpikir
ada dua, yaitu berpikir tingkat rendah dan tingkat tinggi.
0 komentar:
Posting Komentar