BAB II
PEMBAHASAN
Konsep
Dasar Perilaku
A. Pengertian
perilaku
perilaku adalah segenap manifestasi hayati individu
dalam berinteraksi dengan lingkungan, mulai dari perilaku yang paling nampak
sampai yang tidak tampak, dari yang paling dirasakan sampai yang paling tidak
dirasakan. Berkenaan dengan obyek psikologi ini, maka yang paling mungkin untuk
diamati dan dikaji adalah manifestasi dari jiwa itu sendiri yakni dalam bentuk
perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian,
psikologi kiranya dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang
perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia
itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan,
berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan
sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku
manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati
langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh
Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi
seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini
terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian
organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau
Stimulus – Organisme – Respon.
Pengertian perilaku dapat dibatasi sebagai keadaan
jiwa untuk berpendapat, berfikir, bersikap, dan lain sebagainya yang merupakan
refleksi dari berbagai macam aspek, baik fisik maupun non fisik. Perilaku juga
diartikan sebagai suatu reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya, reaksi
yang dimaksud digolongkan menjadi 2, yakni dalam bentuk pasif (tanpa tindakan
nyata atau konkrit), dan dalam bentuk aktif (dengan tindakan konkrit),
Sedangkan dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan
yang dilakukan oleh makhluk hidup (Soekidjo Notoatmodjo, 1987:1).
Menurut Ensiklopedi Amerika, perilaku diartikan
sebagai suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya, hal ini berarti
bahwa perilaku baru akan terwujud bila ada sesuatu yang diperlukan untuk
menimbulkan tanggapan yang disebut rangsangan, dengan demikian maka suatu
rangsangan tertentu akan menghasilkan perilaku tertentu pula. Robert Y. Kwick
(1972) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme
yang dapat diamati dan bahkan dipelajari.
B. Pandangan
tentang perilaku
Menurut pendekatan perilaku, pada dasarnya tingkah
laku adalah respon atas stimulus yang datang. Secara sederhana dapat
digambarkan dalam model S - R atau suatu kaitan Stimulus - Respon. Ini berarti
tingkah laku itu seperti reflek tanpa kerja mental sama sekali. Pendekatan ini
dipelopori oleh J.B. Watson kemudian dikembangkan oleh banyak ahli, seperti
B.F.Skinner, dan melahirkan banyak sub-aliran. Pendekatan ini mempelajari berbagai macam kegiatan manusia yang sudah
menjadi kebiasaan. Seperti bergerak,
makan, naik sepeda, tertawa, dsb.
Pendekatan perilaku, ada lima pendekatan utama
tentang perilaku yaitu;
1. Pendekatan neurobiologik,
Pendekatan
ini menitik beratkan pada hubungan antara perilaku dengan kejadian yang
berlangsung dalam tubuh (otak dan syaraf) karena perilaku diatur oleh kegiatan
otak dan sistem syaraf,
Tingkah
laku manusia pada dasarnya dikendalikan oleh aktivitas otak dan sistem syaraf.
Pendekatan neurobiologis berupaya mengaitkan perilaku yang terlihat dengan
impuls listrik dan kimia yang terjadi didalam tubuh serta menentukan proses
neurobiologi yang mendasari perilaku dan proses mental. Biasanya menggunakan
terapi tanpa obat.
Misalnya:
ü seseorang
yang jatuh, kemudian mengalami gegar otak dan mengalami kelainan tingkahlaku.
ü Seseorang
yang mewarisi gen dari orang tuanya, yang orang tuanya ada mengalami gangguan
jiwa.
2. Pendekatan behavioristik
Pendekatan
ini menitik beratkan pada perilaku yang nampak dan perilaku dapat dibentuk
dengan pembiasaan dan pengukuhan melalui pengkondisian stimulus.
Teori
belajar psikologi behavioristik dikemukakan oleh para psikolog behavioristik.
Mereka ini sering disebut “ contemporary behaviorist“ atau juga disebut “S-R
psikologists”. Mereka berpendapat, bahwa tingkah laku manusia itu dikendalikan
oleh ganjaran (reward) atau penguatan (reinforcement) dari lingkungan.
Obyek
psikologi menurut aliran ini ialah: tingkah laku, dan bukannya kesadaran.
Karena itu behaviorisme adalah psikologi tingkah laku; dan studinya terbatas
mengenai pengamatan serta penulisan tingkah laku.
3. Pendekatan kognitif
Menurut
pendekatan ini individu tidak hanya menerima stimulus yang pasif tetapi mengolah
stimulus menjadi perilaku baru.
Pendekatan
kognitif menekankan bahwa tingkah laku adalah proses mental, dimana individu
(organisme) aktif dalam menangkap, menilai, membandingkan, dan menanggapi
stimulus sebelum melakukan reaksi. Individu menerima stimulus lalu melakukan
proses mental sebelum memberikan reaksi atas stimulus yang datang.
Kata
kognisi menunjuk ke persepsi tentang dunia sekitar, beberapa aspek belajar,
memori, berpikir, dan pengetahuan tentang lingkungan sekitar. Proses itu
merupakan dasar dari pengalaman yang dimiliki yang kita sebut pikiran. Pendekatan
kognitif juga diartikan bahwa seseorang itu dalam melakukan sesuatu karena ada
motif atau alasan.
4. Pandangan psikoanalisis
Menurut
pandangan ini perilaku individu didorong oleh insting bawaan dan sebagian besar
perilaku itu tidak disadari.
Pendekatan
psikoanalisa dikembangkan oleh Sigmund Freud. Ia meyakini bahwa kehidupan
individu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar. Sehingga tingkah laku
banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari, seperti keinginan, impuls, atau
dorongan. Keinginan atau dorongan yang ditekan akan tetap hidup dalam alam
bawah sadar dan sewaktu-waktu akan menuntut untuk dipuaskan.
5. Pandangan humanistic
Perilaku
individu bertujuan yang ditentukan oleh aspek internal individu. Individu mampu
mengarahkan perilaku dan memberikan warnapada lingkungan.
Menurut teori
ini, manusia selalu berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas
dirinya. Manusia juga ingin selallu mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupan
yang bermakna. Setiap individu bereaksi terhadap situasi yang dihadapinya
(stimuli) sesuai dengan konsep diri yang dimilikinya, dan dunia diaman ia
hidup.kencenderungan batiniah manusia selalu menuju kesehatan dan keutuhan
diri. Jadi, dalm keadaan normal, manusia jalan (pekerjaan, karier atau jalan
hidup) yang mendukung pengembangan dan aktualisasi dirinya.
0 komentar:
Posting Komentar