Jumat, 10 Maret 2017

MAKALAH PANCASILA

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pancasila
Istilah pancasila yang kita kenal sejak sebelum Indonesia merdeka dan yang saat ini telah resmi menjadi ideologi negara kita pada awalnya disadur dari bahasa India yakni bahasa Sansekerta (bahasa dari kelompok kasta Brahmana) yang dalam bahasa rakyat jelata disebut prakerta.
Pengertian pancasila dapat dibahasakan menurut asal-usulnya berasal dari kata panca yang berarti lima dan syila yang menggunakan “i” biasa berarti alas atau dasar sedang yang menggunakan “y” berarti peraturan tingkah laku yang penting atau baik. Dengan demikian, Pancasila berarti lima dasar atau lima alas (consisting of five rocks, aus funf felsen bestehen).
Kemudian pengertian pancasila dikukuhkan pada tanggal 18 agustus 1945 sebagai dasar negara dalam sidang PPKI yang isi sidang tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.
1.      Mengangkat presiden Soekarno sebagai presiden RI dan M. Hatta sebagai wakilnya.
2.      Mengesahkan Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia dan UUD 1945 sebagai sumber perundangan RI.
3.      Membentuk KNIP yang kemudian berubah saat ini menjadi MPR

B. Perbandingan ideologi pancasila dengan ideologi lain
Secara garis besar Perbandingan Ideologi Pancasila, Liberalisme, dan Komunisme
Termuat dalam tabel di bawah ini:


C. Sosialisme
A. Pengertian Sosialisme
Sosialisme adalah ideologi yang menjadi dasar dari komunisme. Seringkali mereka berdua dibahas secara bersamaan. Tetapi sebetulnya banyak hal dari dua ideologi ini yang berbeda bahkan pada hal yang fundamental. Sosialisme muncul sebagai sebuah bentuk kepedulian sosial dari beberapa cendekiawan seperti Robert Owen di Inggris, Saint Simon dan Fourier dari Perancis. Mereka tergerak ketika melihat kondisi buruh di Eropa pada permulaan abad ke – 19 yang sangat menyedihkan.  Sayangnya, semua teori mereka tidak dibarengi dengan tindakan dan konsepsi yang nyata mengenai tujuan dan strategi perbaikan tersebut. Ini menyebabkan orang-orang menyebut mereka sebagai kaum Sosialis Utopis.
Setelah itu muncullah Karl Marx dari Jerman. Ia pun mengecam keadaan ekonomi dan sosial di sekelilingnya tetapi menurutnya perubahan seharusnya dilakukan secara radikal dan menyeluruh. Marx menyusun sebuah teori sosial yang menurutnya didasari hukum-hukum ilmiah sehingga pasti akan terlaksana. Ia menamakan ajarannya Sosialisme Ilmiah. Bersama dengan Friedrich Engels, ia menerbitkan bermacam-macam karangan, diantaranya yang paling terkenal adalah Manifesto Komunis dan Das Kapital. Dalam menjelaskan perkembangan masyarakat, Marx banyak dipengaruhi oleh gagasan Filsuf Jerman George Hegel mengenai dialektik (thesis, antithesis, dan synthesis). Selain itu dari Hegel diambil juga dua unsur, yaitu gagasan mengenai terjadinya pertentangan antara segi-segi yang berlawanan, dan kedua adalah gagasan bahwa semua berkembang terus. Ajaran Marx mengenai Materialisme menegaskan bahwa hukum dialektik tidak hanya terjadi pada dunia abstrak saja tetapi juga pada dunia materi.
Pertentangan kelas merupakan faktor penggerak sejarah dan akan berakhir apabila telah terbentuk masyarakat tanpa kelas, masyarakat komunis. Beberapa penentang aliran Marx menganggap ini adalah suatu hal yang aneh. Masyarakat dimana tidak ada eksploitasi, penindasan dan paksaan dicapai dengan cara revolusi (pemaksaan) dimana kaum buruh menggulingkan kekuasaan kaum pemilik modal.
Marx juga menyebutkan mengenai masa transisi yaitu masa diktatur proletariat. Setelah kaum buruh mengambil kekuasaan, untuk menuju masyarakat komunis atau tanpa kelas perlu diktator revolusioner dari kaum proletar. Bagi Marx, demokrasi politik dan demokrasi ekonomi telah tercipta dalam masyarakat komunis.
Eduard Bernstein pada umumnya menerima analisa Marx kecuali bagian revolusi. Menurutnya tujuan akhir dari Marx dapat dicapai secara damai melalui jalan parlementer dan atas dasar hak-hak pilih umum. Aliran Bernstein ini sangat mempengaruhi berdirinya sosialis demokrat atau sosialisme modern, dimana negara digunakan untuk mengatasi masalah social. Sosialisme modern berarti tujuan, sasaran , dan cara mencapai perubahan telah jelas. Sosialisme sama dengan liberalisme, mereka sama-sama menggunakan demokrasi karena mereka percaya pada kekuatan/dukungan rakyat. Salah satu cara sosialisme menarik masa adalah dengan menggunakan rasa nasionalisme. Kedengkian terhadap kesuksesan para pendatang menjadi unsur untuk menarik pendukung bagi sosialisme.

B.  Sosialisme Sebagai Ideologi
Menurut penganut Marxisme, terutama Friedrich Engels, model dan gagasan sosialis dapat dirunut hingga ke awal sejarah manusia dari sifat dasar manusia sebagai makhluk sosial. Pada masa pencerahan abad ke-18, para pemikir dan penulis revolusioner seperti Marquis de Condorcet, Voltaire, Rousseau, Diderot, Abbé de Mably, dan Morelly, mengekspresikan ketidakpuasan mereka atas berbagai lapisan masyarakat di Perancis.

D. Makna Ideologi bagi negara
Pada hakikatnya ideologi adalah merupakan hasil reflesi manusia berkat kemampuannya mengadakan distansi terhadap dunia kehidupannya. Maka terdapat suatu yang bersifat dialektis antara ideologi dengan masyarat negara. Di suatu pihak membuat ideologi semakin realistis dan pihak yang lain mendorong masyarakat mendekati bentuk yang ideal. Idologi mencerminkan cara berpikir masyarakat, bangsa maupun negara, namun juga membentuk masyarakat menuju cita-citanya. Dengan demikian ideologi sangat menentukan eksestensi suatu bangsa dan negara untuk mencapai tujuannya melalui berbagai realisasi pembanggunan. Hal ini disebabkan dalam ideologi terkandung suatu oreantasi praktis.

E. Pancasila sebagai ideologi terbuka
Ciri-ciri ideologi terbuka adalah sebagai berikut.
1.      Merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat.
2.      Berupa nilai-nilai dan cita-cita yang berasal dari dalam masyarakat sendiri.
3.      Hasil musyawarah dan konsensus masyarakat.
4.      Bersifat dinamis dan reformis.
Ciri khas ideologi terbuka adalah cita-cita dasar yang ingin diwujudkan masyarakat bukan berasal dari luar masyarakat atau dipaksakan dari elit penguasa tertentu.
Terbuka kepada perubahan-perubahan yang datang dari luar tetapi memiliki kebebasan dan integritas untuk menentukan manakah nilai-nilai dari luar yang mempengaruhi dan mengubah nilai-nilai dasar yang selama ini sudah ada dan manakah yang tidak boleh berubah.
Jadi, ideologi terbuka adalah suatu pandangan, gagasan atau konsep dengan suatu sistem pemikiran terbuka yang tidak dipaksakan.

D.    Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
Pancasila mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan tuntutan kebutuhan masyarakat tanpa merubah nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Ideologi Pancasila senantiasa merupakan wahana bagi tercapainya tujuan bangsa.
Pancasila sebagai ideologi terbuka memiliki 3 nilai, yakni sebagai berikut.
1.      Nilai dasar, yaitu nilai yang bersifat universal dan relatif tetap. Nilai-nilai dasar ini terkandung dalam sila-sila Pancasila.
2.      Nilai instrumental, yaitu nilai yang menjadi pedoman pelaksanaan dari nilai dasar. Nilai-nilai instrumental dapat ditemukan dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar yang merupakan penjabaran dari Pancasila.
3.      Nila fraksis, yaitu penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental dalam kehidupan yang lebih nyata. Dengan demikian, nilai fraksis merupakan pelaksanaan secara nyata dari nilai-nilai di atas.


0 komentar:

Posting Komentar