PEMBAHASAN
A.
Langkah-langkah operasional metode ilmiah
Salah
satu syarat dari ilmu pengetahuan ialah bahwa materi pengetahuan itu harus
diperoleh melalui metode ilmiah. Ini berarti bahwa cara memperoleh pengetahuan
itu menentukan apakah pengetahuan itu termasuk ilmiah atau tidak. Metode ilmiah
tentu saja harus menjamin akan menghasilkan pengetahuan yang ilmiah, yaitu yang
bercirikan objektivitas, konsisten, dan sistematik.
Langkah-langkah
operasionalnya sebagai berikut:
1)
Perumusan masalah
Yang dimaksud masalah di sini adalah merupakan pertanyaan apa, mengapa,
ataupun bagaimana tentang objek yang diteliti. Masalah itu harus jelas
batas-batasnya serta dikenal faktor-faktor yang mempengaruhinya. Contohnya saja
ketika kita akan mambahas tentang pengaruh cahaya dan air terhadap proses pertumbuhan
dan perkembangan kecambah, jadi begini rumusan masalahnya: Apa pengaruh
cahaya dan air terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau?.
2)
Penyusunan hipotesis
Yang dimaksud hipotesis adalah suatu pernyatan yang menunjukkan
kemungkinan-kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan.
Dengan kata lain hipotesis merupakan dugaan-dugaan sementara yang tentu saja
didukung oleh pengetahuan yang ada. Hipotesis juga dapat dipandang sebagai
jawaban sementara dari permasalahan yang harus diuji kebenarannya dalam suatu
observarsi atau eksperimentasi. Contoh hipotesis dari contoh rumusan masalah
adalah: Cahaya akan memperlambat proses pertumbuhan kacang hijau. Maka
kemungkinan tanaman kacang hijau yang disimpan di tempat terang akan lebih lambat pertumbuhannya tetapi
perkembangannya lebih baik. Sedangkan tanaman kacang hijau di tempat gelap akan
lebih cepat tumbuh.
3)
Pengujian hipotesis
Yaitu berbagai usaha pengumpulan
fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang telah di ajukan untuk dapat
memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut
atau tidak. fakta-fakta ini dapat di peroleh melalui pengamatan langsung dengan
mata atau teleskop atau dapat juga melalui uji coba atau ekperimentasi.
kemudian fakta-fakta itu dikumpulkan melalui pengindraan.
Prosedur dan tata cara
pengujian Hipotesis mencakup
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. tampilkan Hipotesis yang
diuji dengan pernyataan Hipotesis Nol (H0) = Tidak terdapat pengaruh X terhadap
Y dan Hipotesis Alternatif (H1) = Terdapat pengaruh X terhadap Y.
b. untuk penelitian sosial
: tentukan jumlah responden yang menjadi sampel penelitian untuk memperoleh
angka pembanding pada t Tabel/F Tabel; untuk penelitian ekonomi tentukan jumlah
sampel berdasarkan data time series.
c. pilihlah taraf
kepercayaan (degree of freedom-DF) atau alpha (?) p untuk memperoleh angka
pembanding pada t Tabel/F Tabel.
d. cara uji Hipotesis dilaksanakan dengan penghitungan statistik t/F hitung
yang hasilnya dibandingkan dengan angka pembanding pada t/F Tabel.
e. hasil pengujian Hipotesis : apabila t/F hitung dan t/F table maka H0 ditolak dan
H1 diterima – artinya : Terdapat pengaruh variabel X terhadap variabel Y;
tetapi apabila t/F hitung dan t/F table maka H0 diterima dan H1 ditolak–
artinya : Tidak terdapat pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
f. bila terdapat pengaruh
variabel X terhadap variabel Y sama dengan terdapat hubungan kausalitas di
antara variabel X yang diposisikan sebagai variabel antecedent (yang
mendahului, penyebab) dengan variabel Y yang diposisikan sebagai variabel Y
yang diposisikan sebagai variabel konsekuensi (akibat, masalah, fenomena yang
diteliti).
4) Penarikan
kesimpulan
Penarikan kesimpilan ini didasarkan atas penilaian melalui
analisis dari fakta-fakta. Untuk melihat untuk apakah hipotesis yang di ajukan
itu di terima atau tidak. Hipotesis itu dapat diterima apa bila fakta-fakta
yang terkumpul itu mendukung pernyataan hipotesis. Bila fakta-fakta tidak
mendukung maka hipotesis itu di tolak. Hipotesis yang diterima merupakan suatu
pengetahuan yang kebenarannya telah diuji secara ilmiah dan merupkan bagian
dari ilmu pengetahuan.
Keseluruhan langkah-langkah diatas harus
ditempuh dengan melalui urutan yang teratur, di mana langkah satu merupakan
landasan bagi langkah berikutnya. Dari keterangan-keterangan tersebut di atas
dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang disusun
secara sistematis, berlaku umum dan kebenarannya telah diuji. Di mana
kesimpulan didasarkan juga bagaimana kesimpulan itu cocok dengan gagasan
sebelumnya atau hipotesis yang telah diajukan. Di dalam ilmu alamiah suatu
kesimpulan bersifat sementara / tentatif; kesimpulan adalah sesuatu yang harus
diuji. Pengujian seperti itu memerlukan data tambahan dengan demikian
generalisasi baru akan diperoleh, dan terjadilah proses yang berkesinambungan,
secara terus-menerus dan dengan demikian akan diperoleh kemajuan ilmu
pengetahuan.
B. Langkah-langkah
penerapan metode ilmiah
Adapun menurut Maskoeri Jasin (2000)
langkah-langkah penerapan metode ilmiah sebagai berikut:
1. Penginderaan
Penginderaan merupakan langkah pertama
dari metode ilmiah dan segala sesuatu yang tidak dapat diindera, tidak dapat
diselidiki, walaupun penginderaan tidak selalu langsung, misalnyamengenai
magnetisme dan inti atom tidak dapat kita indera secara langsung, tetapi
efek-efeknya dapat ditunjukkan melalui alat-alat. Seperti halnya pikiran tidak
dapat kita indera secara langsung, tetapi efeknya dapat ditunjukkan dalam
bentuk tingkah laku.
Agar
penginderaan itu tepat dan benar, maka perlu pengulangan dan pengulangan itu
dapat dilakukan juga oleh orang lain. Penginderaan yang tepat adalah sulit,
memerlukan waktu yang lama, dan setelah dicoba berkali-kali sering mengalami
kegagalan. Setiap orang dapat melakukan penginderaan melalui kelima inderanya,
tetapi penginderaan yang tepat sukar dilakukan, karena sering adanya prasangka
yang melekat pada penginderaan itu. Tetapi penginderaan yang tepat itu dapat
diperoleh dangan latihan dan menggunakan alat-alat bantu yang telah ditera atau
di kalibrasi.
2. Masalah atau
problema
Setelah
melakukan penginderaan, maka langkah kedua adalah menemukan masalah. Dengan kata lain adalah membuat pertanyaan: Apakah yang
ditemukan melalui penginderaan itu? Mengapa begitu? Bagaimana hal itu bisa
terjadi? Dan seterusnya. Penginderaan yang dilakukan oleh orang umum dan oleh
ilmuwan jelas berbeda, karena ilmuwan menunjukkan kuriositas yang tinggi.
Pertanyaan-pertanyaan seperti tersebut di atas hendaknya relevan dan dapat
diuji dan pengujiannya jelas memerlukan teknik yang akurat.
Secara
umum untuk menemukan masalah digunakan pertanyaan “bagaimana?’ atau “apa?”
pertanyaan “mengapa?” menimbulkan kesukaran, dan sering diganti “bagaimana?”
atau pertanyaan “mengapa alam ini ada?” termasuk kategori tidak dapat diuji,
sehingga hal itu tidak termasuk bidang IA.
3. Hipotesis
Pertanyaan
yang tepat akan melahirkan suatu jawaban, dan jawaban itu bersifat sementara
yang merupakan suatu dugaan. Dalam ilmu alamiah dugaan sementara itu disebut
hipotesis. Untuk membuktikan apakah dugaan itu benar atau tidak, memerlukan
fakta atau data. Fakta itu dapat dikumpulkan melalui survei atau eksperimen. Bila
data itu tidak mendukung hipotesis, maka perlu disusun hipotesis baru.
Hipotesis yang diajukan harus berdasarkan fakta yang ada sebelumnya, agar mudah
dibuktikan maka harus bersifat sederhana dan memiliki jangkauan yang jauh dalam
rangka pengembangan ilmu pengetahuan. Dalam membuat hipotesis tidak boleh asal
saja, tapi harus didasrai oleh pengetahuan sebelumnya.
4. Eksperimen
Eksperimen atau percobaan merupakan
langkah ilmiah selanjutnya. Pada titik ini ilmu alamiah dan non ilmu alamiah
dapat dipisahkan secara sempurna. Sebagian besar orang mengadakan penginderaan,
menyusun petanyaan dan menduga jawabannya. Tetapi orang biasa akan berhenti
sampai di situ saja. Sebaliknyan seorang ilmuwan tidak akan berhenti di situ
saja, tetapi akan meneruskan pertanyaan “mana buktinya?”. Dalam sejarah cara
demikian merupakan suatu cara untuk menghilangkan pendapat umum yang emosional,
tidak didukung oleh bukti. Pendapat atau jawaban atas masalah yang tidak
didukung oleh bukti merupakan ilusi dan tidak bijaksana. Eksperimen dapat
menunjukkan bukti, sehingga jawaban bersifat dugaan itu menjadi jawaban yang
benar atau ilmiah. Eksperimen yang baik harus dirancang dengan seksama,
sehingga semua faktor dapat dikendalikan, dan hipotesis dapat diuji
kebenarannya.
5. Teori
Bukti
esperimen merupakan dasar langkah ilmiah berikutnya yaitu penyusunan
teori.Apabila suatu hipotesis telah di dukung oleh bukti atau data yang
meyakinkan dan bukti itu diperoleh dari berbagai eksperimen yang dilakukan di
laboratorium,dimana yang dapat dipercaya dan valid,walaupun dengan keterbatasan
tertentu,maka disusun suatu teori.Suatu teori akan berlaku selama belum ada
kebenaran baru yang lebih benar.Jadi teori masih dapat dikaji kembali,begitu
seterusnya.
Dari
contoh serangga yang telah dikemukakan menunjukan bukti kebenaran hipotesis dan
didukung oleh bukti dari berbagai pengujian,disusunlah suatu teori : ”Serangga
tertarik pada sinar yang memiliki panjang gelombang tertentu,tetapi tidak
tertarik pada sinar yang memiliki panjang gelombang tertentu lainnya”
Pernyataan
ini lebih luas daripada eksperimen dilaboratorium. Selanjutnya teori itu
berlaku di lain tempat dengan keterbatasan tertentu yakni asal kondisinya sama.
Bila teori tersebut memiliki ramalan atau prediksi maka kemungkinan berlakunya
menjadi luas. Dari teori hubungan sinar dengan serangga tersebut diatas dapat
dikembangkan teori-teori baru atau memanfaatkan teori itu untukpertanian dan
kesehatan,misalnya dikembangkan lampu anti serangga yang dipasang sekitar
gudang biji-bijian,lampu perangkap nyamuk dan sebagainya.
Percobaan-percobaan
tersebut di atas akan menghasilkan beberapa kemungkinan, diantaranya: banar
atau salah. Jika terbukti salah, terbuka kemungkinan untuk mencari kesalahan
berpikir, sehingga terbuka juga kemungkinan untuk memperbaikinya. Dengan
demikian ilmu pengetahuan modern memiliki suatu sistem yang di dalamnya
terdapat potensi untuk mengoreksi diri, yang memungkinkan ditiadakannya
kesalahan demi kesalahan secara bertahap menuju ke arah kebenaran.
C. Keunggulan metode ilmiah
Seperti
telah dijelaskan di muka ciri khas ilmu pengetahuan (termasuk IPA) sifatnya
objektif, metodik sitematik dan berlaku umum. Itu akan membimbing kita pada
sikap ilmiah yang terpuji sebagi berikut:
a)
Mencintai kebenaran yang objektif, bersikap adil dan itu
semua akan menjerumus ke arah hidup yang bahagia.
b)
Menyadari bahw kebenaran ilmu itu tidak absolut, hal ini
dapat menjerumus ke arah mencari kebenaran itu terus menerus.
c)
Dengan ilmu pengetahuan, orang tidak percaya lagi dengan
yang namanya takhayul, astrologi maupun untung-untungan karena segala sesuatu
di alam semesta ini terjadi melalui proses yang teratur.
d)
Ilmu pengetahuan membimbing kita untuk tidak berpikir
secara prasangka, tetapi berpikir terbuka dan objektif.
e)
Suka menerima pendapat orang lain atau bersikap toleran.
D. Keterbatasan
ilmu alamiah
Kita mengetahui bahwa panca indera kita
juga mempunyai yang namanya keterbatasan kemampuan untuk menangkap suatu fakta,
sehingga tidak disangsikan lagi bahwa fakta-fakta yang dikumpulkan adalah
keliru sehingga kesimpulan dari fakta-fakta yang keliru itu juga akan keliru.
Jadi, kemungkinan keliru dari suatu kesimpulan ilmiah tetap ada. Karena itu,
semua kesimpulan ilmiah atau dengan kata lain kebenaran ilmu pengetahuan
termasuk IPA bersifat tentatif, artinya: sebelum ada kebenaran ilmu yang dapat
menolak dan membuktikan kesalahan kesimpulan sebelumnya, maka kesimpulan itu
dianggap benar. Metode ilmiah memang tidak sanggup menjangkau untuk menguji
adanya Tuhan; metode ilmiah juga tidak dapat menjangkau untuk membuat
kesimpulan berkenaan dengan baik dan buruk suatu sistem nialai, juga tidak
dapat menjangkau tentang seni dan keindahan serta rasa cinta.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari semua ini adalah apabila
seseorang ingin melakukan suatu penelitian, maka harus mematuhi metode ilmiah
dan penerapannya serta langkah-langkah untuk mengoperasionalkannya. Tetapi yang
terpenting dari yang namanya penelitian adalah eksperimen atau percobaan.
Eksperimen dapat menunjukkan bukti, sehingga dapat menjadi jawaban yang benar
atau ilmiah dan dipercaya oleh semua manusia.
0 komentar:
Posting Komentar