Selasa, 12 April 2016

PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM

PEMBAHASAN
A.   Pengertian Sistem
            Sistem dapat diartikam sebagai suatu ksatuan unsur-unsur atau komponen-komponen yang saling berinteraksi secara fungsional dalam memproses masukan menjadi keluaran. Menurut definisi tradisional, sistem adalah seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai sebuah tujuan tertentu.
            H.M Arifin mnjelaskan bahwa sitem adalah kumpulan bagian yang bekerja sendiri-sendiri (independent) atau bekerja bersama-sama untuk mencapai hasil atau tujuan yang diinginkan berdasarkan kebutuhan. Dari definisi tersebut dapat diambil pemahaman bahwa dalam suatu sistem terdapat unsur-unsur yang saling berkaitan dan teratur, mekanismenya saling berhubungan dalam satu kesatuan organisasi dalam mencapai satu tujuan.
            Sebuah sistem memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Tujuan;
2.      Fungsi-sungsi yang digunakan untuk mencapai tujuan;
3.      Komponen-komponen;
4.      Interaksi atau saling berhubungan;
5.      Penggabungan yang menimbulkan jalinan paduan;
6.      Proses transformasi;
7.      Umpan balik untuk koreksi;
8.      Daerah batasan dan lingkungan.
Pendidikan pada hakikatnya merupakan interaksi komponen-komponen yang esensial dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Perpaduan antara keharmonisan dan kesimbangan serta interaksi unsur esensial pendidikan, pada tahap operasional sangat menentukan keberhasilan pendidikan. Ahmad D. Marimba (1989) merumuskan unsur-unsur pendidikan sebagai berikut:
1.      Usaha (kegiatan) yang bersifat bimbingan secara sadar;
2.      Adanya pendidik atau pembimbing atau penolong;
3.      Ada yang dididik atau si terdidik;
4.      Bimbingan itu mempunyai dasar dan tujuan;
5.      Dalam usaha itu ada alat-alat yang dipergunakan.
B. Komponen-Komponen Pendidikan
Komponen-komponen pendidikan adalah sebagai berikut.
1)      Dasar Pendidikan
     Pendidikan sebagai proses timbal balik antara pendidik dan anak didik dengan melibatkan berbagai faktor pendidikan lainnya, diselenggarakan guna mencapai tujuan pendidikan, dengan senantiasa didasari oleh nilai-nilai tertentu. Nilai-nilai itulah yang kemudian disebut sebagai dasar pendidikan.
     Setiap sistem pendidikan memiliki dasar pendidikan tertentu, yang merupakan cerminan filsafat dari sistem pendidikan tersebut. Olwh karena itu, sitem pendidikan pada suatu bangsa akan berbeda dengan yang terdapat pada bangsa lain.
     Ramayulis memberikan gambaran luas tentang perbedaan dasar pendidikan antarbangsa tersebut. Ia mengemukakan contoh bahwa pendidikan di Malaysia didasarkan pada prinsip-prinsip Rukun Negara karena Rukun Negara merupakan filsafat hidup bangsa Malaysia. Begitu pula, di Pakistan, sesuai dengan tujuan pembentukannya sebagai sebuah negara islam, pendidikannya pun didasarkan pada islam, sebagaimana dicetuskan oleh Konferensi Pendidikan Pakistan yang diadakan pada bulan November 1947.

2)      Tujuan Pendidikan
     Tujuan, yaitu saran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam kaitannya dengan istilah tujuan pendidikan, ada beberapa istilah yang hampir identik dengan istilah tersebut, yaitu tujuan, saran, dan maksud. Dalam istilah bahasa inggris dinyatakan dengan istilah aim, goal, objective, dan purpose, sedangkan dalam bahasa Arab, istilah tersebut dinyatakan dengan lafadz ghayah, ahdaf, dan maqashid.
     Untuk melihat perbedaan istilah-istilah tersebut, Abdurrahman Shalih Abdullah menarik kesimpulan sebagai berikut. Istilah aim, goal, ghayat dan tujuan menunjukkan makna yang sama, yaitu hasil pendidikan secara umum yang menunjuk pada futuritas jarak tertentu, dan tidak dapat dicapai, kecuali dengan proses panjang yang bersifat ideal. Adapun istilah objective, ahdaf, dan sasaran mengandung pengertian khusus, spesifik, dan adapun operasional karena dinyatakan dalam bentuk nyata. Adapun istilah purpose mengandung pengertian yang sama dengan istilah maqashid dan maksud, yaitu menunjukkan hasil pendidikan yang lebih operasional dan lebih nyata lagi.

3)      Pendidik
     Pendidik ialah orang yang memikul tanggung jawab untuk membimbing. Pendidik berbeda dengan pengajar sebab pengajar hanya berkewajiban untuk menyampaikan materi pelajaran kepada murid, sedangkan pendidik tidak hanya bertanggung jawab menyampaikan materi pengajaran, tetapi juga membentuk kepribadian anak didik.

4)      Anak Didik
     Dalam sebuah proses mengajar, seorang pendidik harus dapat memahami hakikat anak didiknya sebagai objek pendidikan. Kesalahan dalam memahami hakikat anak didik dapat menyebabkan kegagalan total. Secara kodrati, seorang anak sangat memerlukan pendidikan dan bimbingan dari orang dewasa, paling tidak, karena dua aspek berikut.
·         Aspek pedagogis; para ahli pendidikan memandang manusia sebagai animal educandum, makhluk yang memerlukan pendidikan. Manusia memiliki berbagai potensi yang harus dikembangkan melalui pendidikan.
·         Aspek sosiologis dan kultural; para ahli sosiologi memandang bahwa manusia merupakan homosocius, yaitu makhluk yang berwatak dan berkampuan dasar atau insting untuk hidupbermasyarakat. Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki tanggung jawab sosial yang diperlukan dalam mengembangkan hubungan timbal balik dan saling memengaruhi antar sesama anggota masyarakat dalam kesatuan hidup mereka.

5)      Materi Pendidikan
     Materi pendidika adalah semua bahan pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik. Materi pendidikan ini sering disebut sebagai istilah kurikulum. Kurikulum adalah mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dan sampai saat ini masih dianut di Indonesia. Lester D. Crow dan Alice Crow, yang melakukan penelitian tentang hasil studi terhadap anak menyarankan hubungan salah satu komponen pendidikan, yaitu kurikulum dengan anak didik adalah sebagai berikut.
a.       Kurikulum hendaknya disesuaikan dengan keadaan perkembangan anak.
b.      Isi kurikulum hendaknya mencakup ketrampilan, pengetahuan, dan sikap yang dapat digunakan anak dalam pengalamannya sekarang dan berguna untuk menghadapi kebutuhannya pada masa yang akan datang.
c.       Anak hendaknya didorong untuk belajar, karena kegiatannya sendiri dan tidak sekedar pasif apa yang dilakukan oleh guru.
d.      Materi yang dipelajari anak harus mengikuti minat dan keinginan anak sesuai dengan taraf perkembangannya dan bukan menurut keputusan orang dewasa tentang minat mereka.

6)      Alat Pendidikan
     Alat pendidikan, yaitu segala sesuatu yang digunakan oleh pelaksana kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan islam. Secara garis besar, alat pendidikan ada dua macam, yaitu alat fisik dan alat non fisik.
a.       Alat fisik, berupa segala sesuatu perlengkapan pendidikan, yakni sarana dan fasilitas dalam bentuk konkret, seperti bangunan, alat-alat tulis dan baca, dan sebagainya.
b.      Alat nonfisik, berupa kurikulum, pendekatan, dan tindakan yang berupa hadiah dan hukuman, serta uswatun hasanah atau contoh teladan yang baik dari pendidik.
     Hal ini diperlukan kemampuan, kemahiran, dan ketrampilan dari para pelaksana pedidikan islam sehingga alat yang dipakai dapat berdaya dan berhasil guna dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan islam.

7)      Lingkungan Pendidikan
     Proses pendidikan selalu dipengaruhi oleh lingkungan yang ada di sekitarnya, baik lingkungan itu menunjang maupun menghambat proses pencapaian tujuan pendidikan. Lingkungan yang dapat mempengaruhi proses pendidikan tersebut, yaitu:
a.       Lingkungan sosial yang terdiri atas:
·         Lingkungan keluarga;
·         Lingkungan sekolah;
·         Lingkungan masyarakat.
b.      Lingkungan keagamaan, yaitu nilai-nilai agama yang hidup dan berkembang di sekitar lembaga pendidikan.
c.       Lingkungan budaya, yaitu nilai-nilai budaya yang hidup dan berkembang di sekitar lembaga pendidikan.
d.      Lingkungan alam, baik keadaan iklim maupun geografisnya.
     Semua lingkungan tersebut ikut mempengaruhi proses pendidikan. Lingkungan yang baik akan berpengaruh positif fan menunjang kelancaran dan keberhasilan pendidikan islam. Akan tetapi, bila lingkungan itu tidak baik, juga akan berpengaruh negatif dan menghambat kelancaran dan keberhasilan pendidikan islam.
     Konsep dasar faktor atau komponen pendidikan yang telah dijelaskan berinteraksi secara berkesinambungan saling melingkapi dalm sebuah proses pendidikan guan mencapai tujuan pendidikan. Proses pendidikan pada hakikatnya adalah interaksi komponen tersebut tertentu dalam sebuah proses pencarian, pembentukan, dan pengembangan sikap serta perilaku anak didik hingga mencapai batas optimal.



PENUTUP
A. Kesimpulan
          Sistem dapat diartikam sebagai suatu ksatuan unsur-unsur atau komponen-komponen yang saling berinteraksi secara fungsional dalam memproses masukan menjadi keluaran. Menurut definisi tradisional, sistem adalah seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai sebuah tujuan tertentu.
Sebuah sistem memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Tujuan;
2.      Fungsi-sungsi yang digunakan untuk mencapai tujuan;
3.      Komponen-komponen;
4.      Interaksi atau saling berhubungan;
5.      Penggabungan yang menimbulkan jalinan paduan;
6.      Proses transformasi;
7.      Umpan balik untuk koreksi;
8.      Daerah batasan dan lingkungan.
            Komponen-komponen dalam pendidikan adalah, dasar pendidikan, tujuan pendidikan, pendidik, anak didik, materi pendidikan, alat, dan lingkungan pendidikan. Jadi, kita apabila menjadi seorang pendidik harus bisa memperhatikan komponen-komponen pendidikan, agar pendidikan yang kita laksanakan bisa berhasil dan mencapai tujuan pendidikan.



0 komentar:

Posting Komentar