PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Sistem
Sistem dapat diartikam sebagai suatu
ksatuan unsur-unsur atau komponen-komponen yang saling berinteraksi secara fungsional
dalam memproses masukan menjadi keluaran. Menurut definisi tradisional, sistem
adalah seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk
mencapai sebuah tujuan tertentu.
H.M Arifin mnjelaskan bahwa
sitem adalah kumpulan bagian yang bekerja sendiri-sendiri (independent)
atau bekerja bersama-sama untuk mencapai hasil atau tujuan yang diinginkan
berdasarkan kebutuhan. Dari definisi tersebut dapat diambil pemahaman bahwa
dalam suatu sistem terdapat unsur-unsur yang saling berkaitan dan teratur,
mekanismenya saling berhubungan dalam satu kesatuan organisasi dalam mencapai
satu tujuan.
Sebuah sistem memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Tujuan;
2. Fungsi-sungsi yang digunakan untuk
mencapai tujuan;
3. Komponen-komponen;
4. Interaksi atau saling berhubungan;
5. Penggabungan yang menimbulkan jalinan
paduan;
6. Proses transformasi;
7. Umpan balik untuk koreksi;
8. Daerah batasan dan lingkungan.
Pendidikan pada hakikatnya merupakan interaksi
komponen-komponen yang esensial dalam upaya mencapai tujuan pendidikan.
Perpaduan antara keharmonisan dan kesimbangan serta interaksi unsur esensial
pendidikan, pada tahap operasional sangat menentukan keberhasilan pendidikan. Ahmad
D. Marimba (1989) merumuskan unsur-unsur pendidikan sebagai berikut:
1. Usaha (kegiatan) yang bersifat
bimbingan secara sadar;
2. Adanya pendidik atau pembimbing atau
penolong;
3. Ada yang dididik atau si terdidik;
4. Bimbingan itu mempunyai dasar dan
tujuan;
5. Dalam usaha itu ada alat-alat yang
dipergunakan.
B. Komponen-Komponen Pendidikan
Komponen-komponen
pendidikan adalah sebagai berikut.
1) Dasar Pendidikan
Pendidikan sebagai proses timbal balik
antara pendidik dan anak didik dengan melibatkan berbagai faktor pendidikan
lainnya, diselenggarakan guna mencapai tujuan pendidikan, dengan senantiasa
didasari oleh nilai-nilai tertentu. Nilai-nilai itulah yang kemudian disebut
sebagai dasar pendidikan.
Setiap sistem pendidikan memiliki dasar
pendidikan tertentu, yang merupakan cerminan filsafat dari sistem pendidikan
tersebut. Olwh karena itu, sitem pendidikan pada suatu bangsa akan berbeda
dengan yang terdapat pada bangsa lain.
Ramayulis memberikan gambaran luas tentang
perbedaan dasar pendidikan antarbangsa tersebut. Ia mengemukakan contoh bahwa
pendidikan di Malaysia didasarkan pada prinsip-prinsip Rukun Negara karena
Rukun Negara merupakan filsafat hidup bangsa Malaysia. Begitu pula, di
Pakistan, sesuai dengan tujuan pembentukannya sebagai sebuah negara islam,
pendidikannya pun didasarkan pada islam, sebagaimana dicetuskan oleh Konferensi
Pendidikan Pakistan yang diadakan pada bulan November 1947.
2)
Tujuan Pendidikan
Tujuan, yaitu saran yang akan dicapai oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam kaitannya
dengan istilah tujuan pendidikan, ada beberapa istilah yang hampir
identik dengan istilah tersebut, yaitu tujuan, saran, dan maksud. Dalam
istilah bahasa inggris dinyatakan dengan istilah aim, goal, objective, dan
purpose, sedangkan dalam bahasa Arab, istilah tersebut dinyatakan dengan
lafadz ghayah, ahdaf, dan maqashid.
Untuk melihat perbedaan istilah-istilah
tersebut, Abdurrahman Shalih Abdullah menarik kesimpulan sebagai berikut.
Istilah aim, goal, ghayat dan tujuan menunjukkan makna yang sama,
yaitu hasil pendidikan secara umum yang menunjuk pada futuritas jarak
tertentu, dan tidak dapat dicapai, kecuali dengan proses panjang yang bersifat
ideal. Adapun istilah objective, ahdaf, dan sasaran mengandung
pengertian khusus, spesifik, dan adapun operasional karena dinyatakan dalam
bentuk nyata. Adapun istilah purpose mengandung pengertian yang sama
dengan istilah maqashid dan maksud, yaitu menunjukkan hasil
pendidikan yang lebih operasional dan lebih nyata lagi.
3)
Pendidik
Pendidik ialah orang yang memikul tanggung
jawab untuk membimbing. Pendidik berbeda dengan pengajar sebab pengajar hanya
berkewajiban untuk menyampaikan materi pelajaran kepada murid, sedangkan
pendidik tidak hanya bertanggung jawab menyampaikan materi pengajaran, tetapi
juga membentuk kepribadian anak didik.
4)
Anak Didik
Dalam sebuah proses mengajar, seorang
pendidik harus dapat memahami hakikat anak didiknya sebagai objek pendidikan.
Kesalahan dalam memahami hakikat anak didik dapat menyebabkan kegagalan total.
Secara kodrati, seorang anak sangat memerlukan pendidikan dan bimbingan dari
orang dewasa, paling tidak, karena dua aspek berikut.
·
Aspek
pedagogis; para ahli pendidikan memandang manusia sebagai animal educandum, makhluk
yang memerlukan pendidikan. Manusia memiliki berbagai potensi yang harus
dikembangkan melalui pendidikan.
·
Aspek
sosiologis dan kultural; para ahli sosiologi memandang bahwa manusia merupakan homosocius,
yaitu makhluk yang berwatak dan berkampuan dasar atau insting untuk hidupbermasyarakat.
Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki tanggung jawab sosial yang diperlukan
dalam mengembangkan hubungan timbal balik dan saling memengaruhi antar sesama
anggota masyarakat dalam kesatuan hidup mereka.
5)
Materi
Pendidikan
Materi pendidika adalah semua bahan
pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik. Materi pendidikan ini sering
disebut sebagai istilah kurikulum. Kurikulum adalah mata pelajaran yang
diajarkan di sekolah dan sampai saat ini masih dianut di Indonesia. Lester D.
Crow dan Alice Crow, yang melakukan penelitian tentang hasil studi terhadap
anak menyarankan hubungan salah satu komponen pendidikan, yaitu kurikulum
dengan anak didik adalah sebagai berikut.
a.
Kurikulum
hendaknya disesuaikan dengan keadaan perkembangan anak.
b.
Isi kurikulum
hendaknya mencakup ketrampilan, pengetahuan, dan sikap yang dapat digunakan
anak dalam pengalamannya sekarang dan berguna untuk menghadapi kebutuhannya
pada masa yang akan datang.
c.
Anak hendaknya
didorong untuk belajar, karena kegiatannya sendiri dan tidak sekedar pasif apa
yang dilakukan oleh guru.
d.
Materi yang
dipelajari anak harus mengikuti minat dan keinginan anak sesuai dengan taraf
perkembangannya dan bukan menurut keputusan orang dewasa tentang minat mereka.
6)
Alat Pendidikan
Alat pendidikan, yaitu segala sesuatu yang
digunakan oleh pelaksana kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan
islam. Secara garis besar, alat pendidikan ada dua macam, yaitu alat fisik dan
alat non fisik.
a.
Alat fisik,
berupa segala sesuatu perlengkapan pendidikan, yakni sarana dan fasilitas dalam
bentuk konkret, seperti bangunan, alat-alat tulis dan baca, dan sebagainya.
b.
Alat nonfisik,
berupa kurikulum, pendekatan, dan tindakan yang berupa hadiah dan hukuman,
serta uswatun hasanah atau contoh teladan yang baik dari pendidik.
Hal ini diperlukan kemampuan, kemahiran,
dan ketrampilan dari para pelaksana pedidikan islam sehingga alat yang dipakai
dapat berdaya dan berhasil guna dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan
islam.
7)
Lingkungan
Pendidikan
Proses pendidikan selalu dipengaruhi oleh
lingkungan yang ada di sekitarnya, baik lingkungan itu menunjang maupun
menghambat proses pencapaian tujuan pendidikan. Lingkungan yang dapat
mempengaruhi proses pendidikan tersebut, yaitu:
a.
Lingkungan
sosial yang terdiri atas:
·
Lingkungan
keluarga;
·
Lingkungan
sekolah;
·
Lingkungan
masyarakat.
b.
Lingkungan
keagamaan, yaitu nilai-nilai agama yang hidup dan berkembang di sekitar lembaga
pendidikan.
c.
Lingkungan
budaya, yaitu nilai-nilai budaya yang hidup dan berkembang di sekitar lembaga
pendidikan.
d.
Lingkungan
alam, baik keadaan iklim maupun geografisnya.
Semua lingkungan tersebut ikut mempengaruhi
proses pendidikan. Lingkungan yang baik akan berpengaruh positif fan menunjang
kelancaran dan keberhasilan pendidikan islam. Akan tetapi, bila lingkungan itu
tidak baik, juga akan berpengaruh negatif dan menghambat kelancaran dan
keberhasilan pendidikan islam.
Konsep dasar faktor atau komponen pendidikan
yang telah dijelaskan berinteraksi secara berkesinambungan saling melingkapi
dalm sebuah proses pendidikan guan mencapai tujuan pendidikan. Proses
pendidikan pada hakikatnya adalah interaksi komponen tersebut tertentu dalam
sebuah proses pencarian, pembentukan, dan pengembangan sikap serta perilaku
anak didik hingga mencapai batas optimal.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sistem dapat
diartikam sebagai suatu ksatuan unsur-unsur atau komponen-komponen yang saling
berinteraksi secara fungsional dalam memproses masukan menjadi keluaran.
Menurut definisi tradisional, sistem adalah seperangkat komponen atau
unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai sebuah tujuan tertentu.
Sebuah sistem memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Tujuan;
2. Fungsi-sungsi yang digunakan untuk
mencapai tujuan;
3. Komponen-komponen;
4. Interaksi atau saling berhubungan;
5. Penggabungan yang menimbulkan jalinan
paduan;
6. Proses transformasi;
7. Umpan balik untuk koreksi;
8. Daerah batasan dan lingkungan.
Komponen-komponen
dalam pendidikan adalah, dasar pendidikan, tujuan pendidikan, pendidik, anak
didik, materi pendidikan, alat, dan lingkungan pendidikan. Jadi, kita apabila
menjadi seorang pendidik harus bisa memperhatikan komponen-komponen pendidikan,
agar pendidikan yang kita laksanakan bisa berhasil dan mencapai tujuan
pendidikan.
0 komentar:
Posting Komentar