Selasa, 12 April 2016

NIKAH DENGAN PENDEKATAN HISTORIS

PEMBAHASAN

A.  Pengertian Nikah
Perkahwinan atau nikah menurut bahasa ialah berkumpul dan bercampur. Menurut istilah syarak pula ialah ijab dan qabul (‘aqad) yang menghalalkan persetubuhan antara lelaki dan perempuan yang diucapkan oleh kata-kata yang menunjukkan nikah, menurut peraturan yang ditentukan oleh Islam. Perkataan zawaj digunakan di dalam al-Quran bermaksud pasangan dalam penggunaannya perkataan ini bermaksud perkahwinan Allah s.w.t. menjadikan manusia itu berpasang-pasangan, menghalalkan perkahwinan dan mengharamkan zina. Adapun nikah menurut syari’at nikah juga berarti akad. Sedangkan pengertian hubungan badan itu hanya metafora saja. Islam adalah agama yang syumul (universal). Agama yang mencakup semua sisi kehidupan. Tidak ada suatu masalah pun, dalam kehidupan ini, yang tidak dijelaskan. Dan tidak ada satu pun masalah yang tidak disentuh nilai Islam, walau masalah tersebut nampak kecil dan sepele. Itulah Islam, agama yang memberi rahmat bagi sekalian alam. Dalam masalah perkawinan, Islam telah berbicara banyak. Dari mulai bagaimana mencari kriteria calon calon pendamping hidup, hingga bagaimana memperlakukannya kala resmi menjadi sang penyejuk hati. Islam menuntunnya. Begitu pula Islam mengajarkan bagaimana mewujudkan sebuah pesta pernikahan yang meriah, namun tetap mendapatkan berkah dan tidak melanggar tuntunan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, begitu pula dengan pernikahan yang sederhana namun tetap penuh dengan pesona. Melalui makalah yang singkat ini insyaallah kami akan membahas perkawinan menurut hukum islam. Pernikahan adalah sunnah karuniah yang apabila dilaksanakan akan mendapat pahala tetapi apabila tidak dilakukan tidak mendapatkan dosa tetapi dimakruhkan karna tidak mengikuti sunnah rosul. Arti dari pernikahan disini adalah bersatunya dua insan dengan jenis berbeda yaitu    laki-laki dan perempuan yang menjalin suatu ikatan dengan perjanjian atau akad. Suatu pernikahan mempunyai tujuan yaitu ingin membangun keluarga yang sakinah mawaddah warohmah serta ingin mendapatkan keturunan yang solihah. Keturunan inilah yang selalu didambakan oleh setiap orang yang sudah menikah karena keturunan merupakan generasi bagi orang tuanya.

B.     Landasan Teori

وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَىٰ مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ ۚ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيم.ٌ
“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan mengkayakan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) dan Maha Mengetahui.” (QS. An Nuur (24) : 32)

سُبْحَـٰنَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْأَزْوَ‌ٰجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنۢبِتُ ٱلْأَرْضُ وَمِنْ أَنفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُون.َ
“Maha Suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui¡” (Qs. Yaa Siin (36) : 36).

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚإِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُون.
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (Qs. Ar. Ruum (30) : 21).



C.    Hukum Nikah
Firman Allah SWT :  
وَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَى فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَى وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ذَلِكَ أَدْنَى أَلَّا تَعُولُوا.
“Dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. kemudian jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil. Maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.”(An-Nisaa’, 3)
Dari keterangan diatas disimpulkan bahwa hukum nikah ada 5 :
·         Wajib kepada orang yang mempunyai nafsu yang kuat sehingga bias menjerumuskannya ke lembah maksiat (zina dan sebagainya) sedangkan ia seorang yang mampu.disini mampu bermaksud ia mampu membayar mahar (mas berkahminan/dower) dan mampu nafkah kepada calon istrinya.
·         Sunat kepada orang yang mampu tetapi dapat mengawal nafsunya.
·         Harus kepada orang yang tidak ada padanya larangan untuk berkahwin dan ini merupakan hukum asal perkawinan
·         Makruh kepada orang yang tidak berkemampuan dari segi nafkah batin dan lahir tetapi sekadar tidak memberi kemudaratan kepada isteri.
·         Haram kepada orang yang tidak berkempuan untuk memberi nafkah batin dan lahir dan ia sendiri tidak berkuasa (lemah), tidak punya keinginan menikah serta akan menganiaya isteri jika dia menikah.

D.     Pemahaman Nikah Dengan Pendekatan Historis
Perkawinan antara Adam dengan Siti Hawa terjadi pada hari Jum'at. Hal ini berdasarkan keterangan atau hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra. dari Rasulullah saw. beliau bersabda : Allah Ta'ala menciptakan Adam as. pada hari Jum'at, dan menempatkannya di dalam syurga pada hari Jum'at, serta memberi taubat (pengampunan kepadanya) juga pada hari Jum'at, Maka tidaklah seseorang hamba muslim berdo'a kepada Allah pada hari itu, melainkan Allah akan mengabulkan apa yang menjadi permintanya.
Adapun mengenai kisah/jalan ceritanya sebagai berikut :
Ketika Adam as. telah diciptakan oleh Allah Ta'ala, beliau lalu memandang ke langit dan ke bumi, maka beliau tidak melihat seoang pun dari jenis manusia untuk dijadikan teman, berkata dalam kesunyian. Sebagaimana dikatakan: Burung terbang bersama jenisnya, maka ia pun merasa sunyi dan rindu kepada sesama jenisnya (sebangsa dengannya).
Diwaktu beliau sedang duduk, tiba-tiba datanglah rasa kantuk yang sangat sehingga beliau tertidur. Pada saat antara sadar dan tidak itu, Allah memerintahkan kepada malaikat Jibril agar mengeluarkan tulang rusuk kirinya, sedangkan Adam tidak merasakan sakit sama sekali. Kemudian Allah menciptakan dari tulang rusuk kiri Adam itu seorang wanita yang sangat cantik yang diberi nama Hawa'.
Sifat keelokan, kecantikan, dan keindahan sampai datangnya hari kiamat diletakkan oleh Allah pada diri Hawa. Dan semua kesucian serta budi pekerti yang baik juga diletakkan pada diri Hawa. Sedangkan kerinduan, keasyikan, kecintaan dan kasih sayang ditanamkan pada diri Adam oleh Allah, sehingga Siti Hawa menjadi seorang wanita yang paling cantik diseluruh langit dan bumi, sedang Adam menjadi seorang laki-laki yang paling mencintai di seluruh langit dan bumi.
Kemudian Allah memakaikan kepada Siti Hawa tujuh puluh macam perhiasan syurga, dan diberinya pula sebuah mahkota, lalu didudukkan di atas singgasana yang terbuat dari emas. Setelah itu Allah membangunkan Adam dari tidurnya seraya meperlihatkan Siti Hawa kepadanya.
Selanjutnya Adam as. menyapanya : "Siapakah kamu dan kepunyaan siapakah dirimu itu?"
Siti menjawab : "Aku diciptakan Allah untukmu, sebagai pendampingmu."
Kata Adam: "Mari ke sini, mendekatlah!"
Jawab Siti Hawa: "Engkau sajalah yang ke sini!"
Adam lalu berdiri menuju ke Siti Hawa. Nah sejak itulah dijadikan tradisi bagi umat manusia keturunan Adam, pihak laki-laki mendatang kaum wanita.
Ketika Adam sudah mendekati Siti Hawa. Beliau lalu mengulurkan tangannya untuk memegang Siti Hawa, tiba-tiba terdengar suara : "Wahai Adam, tahan dulu! sebab pergaulanmu dengan Hawa tidak dihalalkan kecuali dengan mahar dan nikah."

Kemudia Allah Ta'ala memerintahkan kepada seluruh penghuni syurga supaya menghias dan mengatur syurga dengan seindah-indahnya.
Setelah itu Allah memerintahkan kepada semua malaikat di langit agar berkumpul di bawah pohon Thuubaa. Semua malaikat berkumpul disitu.
Kemudia Allah membacakan khutbah sendiri, firman-Nya: Al Hamdu adalah pujian-Ku, dan keagungan adalah sarung-Ku, dan kesombongan adalah selendang-Ku, seluruh mahkluk adalah hamba-hamba-Ku, Aku menjadikan malaikat-malaikat dan penghuni langit-Ku sebagai saksi, Aku kawinkan Hawa dengan Adam dengan mas kawin tahlil dan tasbih atas-Ku!
Kemudian para pelayan syurga dan para malaikat menaburkan mutiara dan mira delima, lalu Siti Hawa mereka serahkan kepada Adam as. Siti Hawa meminta mas kawinnya kepada Adam. Maka Adam berkata: Ya Allah, apakah yang harus aku berikan kepadanya? emas, perak atau permata?
Allah menjawab: Bukan itu!
Adam bertanya kembali: Ya Allah, lalu apa yang harus aku lakukan?
Allah menjawabnya: Mas kawinnya Siti Hawa adalah supaya kamu membaca shalawat sepuluh kali untuk nabi dan Shofi-Ku Muhammad saw. penghulu seluruh rasul.
(Suatu bahan renungan): Allah Ta'ala berfirman kepada Adam as. : Berilah shalawat kepada Muhammad saw. supaya Aku halalkan Hawa untuk menjadi milikmu. Dan kepada umat nabi Muhammad

Allah mengatakan:
"Shollu 'alaihi wasallimuu" yang artinya "Berilah shalawat dan salam untuknya!"

Bershalawat kepada Nabi Muhammad maksudnya agar Allah mengharamkan Neraka bagi kita semua, dan memberi salam kepada beliau supaya Allah menghalalkan syurga bagi kita semua.
Sekedar saran, bagi kalian yang hendak menikah dianjurkan untuk menikah pada hari Jum'at, karena hari Jum'at lah pertama kali dilakukannya pernikahan, antara Adam dengan Siti Hawa. Bahkan sebagian Nabi menikah pada hari Jum'at, antara lain:
Pernikahan antara Yusuf dengan Zulaikha
Pernikahan antara Nabi Musa dengan Shafrawa
Pernikahan Nabi Sulaiman dengan Ratu Balqis.
Pernikahan Nabi Muhammad SAW. dengan Siti Khadijah.
Pernikahan Rasulullah SAW. dengan Siti 'Aisyah, dan
Pernikahan sahabat Rasul yaitu Ali Bin Abi Thalib dengan Siti Fatimah.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Arti dari pernikahan disini adalah bersatunya dua insane dengan jenis berbeda yaitu    laki-laki dan perempuan yang menjalin suatu ikatan dengan perjanjian atau akad.
2.      Hikmah dalam pernikahannya itu yaitu :
3.      Mampu menjaga kelangsungan hidup manusia dengan jalan berkembang biak dan berketurunan.
4.      Mampu menjaga suami istri terjerumus dalam perbuatan nista dan mampu mengekang syahwat seta menahan pandangan dari sesuatu yang diharamkan.
5.      Mampu menenangkan dan menentramkan jiwa denagn cara duduk-duduk dan bencrengkramah dengan pacarannya.
6.      Mampu membuat wanita melaksanakan tugasnya sesuai dengan tabiat kewanitaan yang diciptakan.
B.     Tujuan pernikahan :
·         Untuk Memenuhi Tuntutan Naluri Manusia Yang Asasi
·         Untuk Membentengi Ahlak Yang Luhur
·         Untuk Menegakkan Rumah Tangga Yang Islami
·         Untuk Meningkatkan Ibadah Kepada Allah

·         Untuk Mencari Keturunan Yang Shalih

0 komentar:

Posting Komentar