Jumat, 10 Maret 2017

Perencanaan Instrumen Evaluasi Pembelajaran Bentuk Non Tes

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pendidikan di indonesia merupakan upaya guru secara konkret dilakukan untuk menyampaikan bahan kurikulum agar dapat diserap oleh murid. Pengajaran sebagai suatu sistem terdiri dari berbagai komponen berupa tujuan, bahan, metode, dan alat serta penilaian. Dalam hubungan itu, tujuan menempati posisi kunci. Bahan adalah isi pengajaran yang apabila dipelajari siswa diharapkan tujuan akan tercapai. Metode dan alat berperan sebagai alat pembantu untuk memudahkan guru dalam mengajar dan murid dalam belajar. Sedangkan penilain dimaksudkan untuk mengetahui sejauh manakah murid telah mengalami proses pembelajaran yang ditujukan oleh perubahan perilakunya.
Hasil belajar dari proses belajar tidak hanya dinilai oleh test, tetapi juga harus dinilai oleh alat-alat non test atau bukan test. Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui sikap dan sifat-sifat kepribadian murid yang berhubungan dengan kegitan belajar.
Observasi digunakan untuk mengolah dengan pengamatan apakah hasil alat ukur benar-benar mampu mengukur apa yang sebenarnya hendak diukur dan apakah non tes tersebut dapat diandalkan dan berguna bagi dunia pendidikan.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, perlu kiranya kami mengkaji tentang:
1.   Apa Pengertian evaluasi non tes?
2.   Apa sajakah macam-macam instrument evaluasi non tes?
3.  Bagaimana pengembangan instrumen evaluasi non tes dalam proses pembelajaran?

Tujuan masalah

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengkaji tentang:
1.    Pengertian evaluasi non tes.
2.    Macam-macam instrument evaluasi non tes.
3.    Pengembangan instrument evaluasi jenis non-tes dalam proses pembelajaran.





BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian evaluasi non tes
Penilaian non test adalah “penilaian pengamatan perubahan tingkah laku yang berhubungan dengan apa yang dapat diperbuat atau dikerjakan oleh peserta didik dibandingkan dengan apa yang diketahui atau dipahaminya”. Dengan kata lain penilaian non test behubungan dengan penampilan yang dapat diamati dibandingkan dengan pengetahuan dan proses mental lainnya yang tidak dapat diamati oleh indera.
Adapun menurut Hasyim, ”Penilaian non test adalah penilaian yang mengukur kemampuan siswa secara langsung dengan tugas-tugas riil dalam proses pembelajaran. Contoh penilaian non test banyak terdapat pada keterampilan menulis untuk bahasa, percobaan laboratorium sains, bongkar pasang mesin, teknik dan sebagainya”.
Teknik penilaian nontes berarti melaksanakan penilaian dengan tidak menggunakan tes. Sedangkan teknik penilaian non tes tulis maksudnya adalah bentuk evaluasi non tes yang berbentuk tulisan atau non lisan.
Alat atau instrumen merupakan sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang melaksanakan tugas atau mencapai tujuan dengan lebih efektif dan efisien. Sedangkan istilah evaluasi merupakan suatu proses untuk memperoleh kualitas tertentu terutama yang berkenaan dengan nilai dan arti, istilah lain yang memiliki maksan yang hampir sama dengan evaluasi adalah penilaian (assessment) dan pengukuran. Secara sederhana penilaian dan pengukuran meruapakan komponen yang ada di dalam ruang lingkup evaluasi, dimana penilaian merupakan proses berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi, sedangkan pengukuran lebih khusus mengumpulkan informasi yang bersifat kuantitatif atas sesuatu.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas maka instrument evaluasi jenis non-tes diartikan sebagai sesuatu yang digunakan untuk mempermudah pihak-pihak tertentu untuk memperoleh kualitas atas suatu objek dengan menggunakan teknik non-tes.

B.     Macam-macam Instrument Evaluasi Non-tes

1.      Observasi (Observation)
Observasi merupakan suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenati berbagai fenomena yang bertujuan untuk mengumpulkan data atau informasi dan mengukur factor-faktor yang diamati khususnya kecakapan social. Berikut ini beberapa karakteristik dari observasi, yaitu:
a.       Mempunyai tujuan
b.      Bersifat ilmiah
c.       Terdapat aspek yang diamati
d.      Praktis
Sedangkan secara lebih lanjut, terdapat tiga jenis observasi, yaitu:
a.    Observasi partisipan, dimana pengamat ikut andil dalam kegiatan kelompok yang sedang diamati.
b.   Observasi sistematik merupakan observasi dengan menggunakan kerangka yang berisi faktor-faktor yang ingin diteliti yang telah dikategorikan terlebih dahulu secara struktural.
c.    Observasi Eksperimental meupakan observasi dimana pengamat tidak berpartisipasi dalam kelompok yang diamati namun dapat mengendalikanunsur-unsur tertentu sehingga tercipta tujuan yang sesuai dengan tujuan observasi. Observasi jenis ini memungkinkan evaluator untuk mengamati sifat-sifat tertentu dengan cermat.
Adapun langkah-langkah penyusunan pedoman observasi adalah:
a.       Merumuskan tujuan observasi
b.      Membuat kisi-kisi observasi
c.       Menyusun pedoman observasi
d.      Menyusun aspek-aspek yang ingin diobservasi
e.       Melakukan uji coba pedoman observasi
f.       Merevisi pedoman observasi berdasarkan hasil uji coba
g.      Melaksanakan observasi
h.      Mengolah dan menafsirkan hasil observasi
Sama halnya dengan instrument evaluasi yang lain,obsevasi memiliki beberapa kelemahan dan kelebihan yaitu:
a.       Kelemahan:
1)      Pelaksanaannya sering terganggu keadaan cuaca atau kesan yang kurang baik dari observer maupun observi.
2)      Masalah yang sifatnya pribadi sulit diamati.
3)      Apabila memakan waktu lama, akan menimbulkan kejenuhan.
b.      Kelebihan:
1)      Observasi cocok dilakukan untuk berbagai macam fenomena.
2)      Observasi cocok untuk mengamati perilaku.
3)      Banyak aspek yang tidak dapat diukur dengan tes tetapi bisa diukur dengan observasi.

2.      Wawancara (Interview)
Wawancara merupakan salah satu bentuk instrument evaluasi jenis non tes yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab baik secara langsung tanpa alat perantara maupun secara tidak langsung. Wawancara bertujuan untuk memperoleh informasi untukk menjelaskan suatu kondisi tertentu, melengkapi penyelidikan ilmiah atau untuk mempengaruhi situasi atau orang tertentu. Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a.       Wawancara Bebas dimana responnden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya tanpa dibatasi oleh patokan-patokan.
b.      Wawancara Terpimpin merupakan wawancara yang dilakukan oleh subjek evaluasi dengan mengajukan pertanyaan yang sudah disusun terlebih  dahulu, sehingga responden hanya memilih jawaban yang sudah disiapkan oleh penanya.
Berikut ini merupakan langkah-langkah untuk melakukan wawancara:
a.       Merumuskan tujuan wawancara
b.      Membuat pedoman wawancara
c.       Menyususn pertanyaan yang sesuai dengan data yang diperlukan.
d.      Melakukan uji coba
e.       Melaksanakan wawancara
Sedangkan kelemahan dan kelebihan jenis instrument wawancara adalah sebagai berikut:
a.       Kelemahan:
1)      Jika subjek yang ingin diteliti banyak maka akan memakan waktu yang banyak pula.
2)      Terkadang wawancara berlangsung berlarut-larut tanpa arah.
3)      Adanya sikap yang kurang baik dari responden maupun penanya.
b.      Kelebihan:
1)      Dapat memperolehinformasi secara langsung sehingga objectivitas dapat diketahui.
2)      Dapat memperbaiki proses dan hasil belajar
3)      Pelaksanaannya lebih fleksibel, dinamis dan personal.

3.      Skala Sikap (Attitude Skill)
Sikap merupakan suatu kecenderungan  tingkah laku untuk berbuat sesuatu dengan cara, metode, teknik dan pola tertentu. Dalam mengukur sikap, guru harus memperhatikan tiga komponen sikap yaitu kognisi (pengetahuan terhadap objek), afeksi (perasaan terhadap objek), dan konasi (berperilaku terhadap objek). Model skala sikap yang biasa digunakan antara lain:
a.       Menunjukan bilangan untuk menunjukan tingkatan objek yang dinilai (1,2,3)
b.      Menunjukan frekuensi (selalu, sering, tidak pernah)
c.       Menunjukaan istilah kualitatif ( baik sekali, baik, kurang baik)
d.      Menunjukan status atau kedudukan (sangat tinggi, diatas rata-rata, rendah)
e.       Menggunakan kode bilangan atau huruf ( selalu(5), kadang-kadang (4), jarang (3), jarang sekali (2), tidaak pernah (1))
Langkah-langkah Model Linkert:
a.       Memilih variabel afektif yang akan diukur
b.      Membuat pertanyaan terait variabel yang akan diukur
c.       Mengklasifikasikan pertanyaan yang positif dan negatif
d.      Menentukan angka yang menjadi alternatif pilihan
e.       Menyusun pernyataan dan pilihan jawaban menjadi sebuah alat penilaian
f.       Melakukan uji coba
g.      Membuang butir pertanyaan yang kurang baik
h.      Melaksanakan penilaian.

4.    Studi Kasus
Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seorang individu yang dipandang mengalami suatu kasus tertentu. Kelebihan studi kasus dan studi lainya adalah bahwa subjek dapat dipelajari secara mendalam dan menyeluruh. Namun, kelemahanya sesuai dengan sifat studi kasus bahwa informasi yang diperoleh sifatnya subjektif, artinya hanya untuk individu yang bersangkutan dan belum tentu dapat digunakan untuk kasus yang sama pada individu yang lain. Pada umunya permasalahanya berkenaan dengan kegagalan belajar, tidak dapat menyesuaikan diri, gangguan emosional, frustasi dan sering membolos serta kelainan-kelainan perilaku siswa.

5.      Daftar Cek (Check List)
Daftar cek adalah suatu daftar yang berisi subjek dan aspek-aspek yang akan diamati, penilai tnnggal memberikan tanda centang (v) pda tiap-tiap aspek sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan.

6.      Catatan Insidental (Anecdotal Records)
Catatan insidental merupakan catatan-catatan tentang peristiwa sepintas yang dialamipeserta didik secara peerseorangan. Catatan tersebut belum berarti apa-apa terhadap penilaian sesorang, namun dapat menjadi petunjuk yang berguna apabila dihubungkaan dengan data-data.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tahap evaluasi membutuhkan instrument yang bukann hanya mampu pengukur keberhasilan mentransfer ilmu (kognitif) tetapi juga nilai (afektif).  Setiap aspek yang ada dalam proses pembelajaran membutuhkan alat ukur yang tepat dan sesuai agar data yang diperoleh sesuai dengan keadan di lapangan. instrument evaluasi jenis non-tes diartikan sebagai sesuatu yang digunakan untuk mempermudah pihak-pihak tertentu untuk memperoleh kualitas atas suatu objek dengan menggunakan teknik non-tes. Instrument evaluasi non-tes tersebut terdiri dari beberapa macam, yaitu observasi, wawancara, skala sikap, catatan insidental, study kasus dan daftar cek. Tiap jenis instrument tersebut memiliki karakteristik, langkah-langkah, kekurangan, dan kelebihan masing-masing yang memungkinkan evaluator untuk memilih instrument yang paling sesuai untuk melakukan evaluasi.

SARAN
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas.Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan Dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.  Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Aamiin








DAFTAR PUSTAKA
http://jasafadilahginting.blogspot.co.id
http://re-alitha.blogspot.co.id

0 komentar:

Posting Komentar