Jumat, 10 Maret 2017

RIWAYAT HIDUP K.H. AHMAD DAHLAN

Riwayat Hidup K.H. Ahmad Dahlan

K.H. Ahmad Dahlan diakui sebagai salah seorang tokoh pembaru dalam pergerakan Islam Indonesia, antara lain, karena ia mengambil peran dalam mengembangkan pendidikan Islam dengan pendekatan-pendekatan yang lebih modern. Ia berkepentingan dengan pengembangan pendidikan Islam masyarakat yang menurutnya tidak sesuai dengan ajaran Al –Qur’an dan Hadits.
Kyai Haji Ahmad Dahlan lahir di Kauman, Yogyakarta, 1 Agustus 1868 adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Ia adalah putera keempat dari tujuh bersaudara dari keluarga K.H. Abu Bakar. K.H Abu Bakar adalah seorang ulama dan khatib terkemuka di Masjid Besar Kasultanan Yogyakarta pada masa itu, dan ibu dari K.H. Ahmad Dahlan adalah puteri dari H. Ibrahim yang juga menjabat sebagai penghulu Kasultanan Yogyakarta pada masa itu. Dalam sumber lain K.H. Ahmad Dahlan dilahirkan pada tahun 1869.
Diwaktu kecil K.H. Ahmad Dahlan bernama Muhammad Darwis, nama Ahmad Dahlan adalah pergantian setelah berangkat untuk menunaikan ibadah haji di Makkah. Sebelum mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah, beliau bergabung sebagai anggota Boedi Oetomo yang merupakan organisasi kepemudaan pertama di Indonesia.
Dengan kedalaman ilmu agama dan ketekunannya dalam mengikuti gagasan-gagasan pembaharuan Islam, K.H. Ahmad Dahlan kemudian aktif menyebarkan gagasan pembaharuan Islam ke pelosok-pelosok tanah air sambil berdagang batik. K.H. Ahmad Dahlan melakukan tabliah dan diskusi keagamaan sehingga atas desakan para muridnya pada tanggal 18 November 1912 K.H. Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah. Disamping aktif di Muhammadiyah beliau juga aktif di partai politik. Seperti Budi Utomo dan Sarikat Islam. Hampir seluruh hidupnya digunakan utnuk beramal demi kemajuan umat Islam dan bangsa. K.H. Ahmad Dahlan meninggal pada tanggal 7 Rajab 1340 H atau 23 Pebruari 1923 M dan dimakamkan di Karang Kadjen, Kemantren, Mergangsan, Yogyakarta.

B.     Latar Belakang Pendidikan KH. Ahmad Dahlan
Nama kecil K.H. Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwis. Saat masih kecil beliau diasuh oleh ayahnya sendiri yang bernama K.H. Abu bakar. Karena sejak kecil Muhammad Darwis mempunyai sifat yang baik, budi pekerti yang halus dan hati yang lunak serta berwatak cerdas, maka ayah bundanya sangat sayang kepadanya. Ketika Muhammad Darwis menginjak usia 8 tahun Ia dapat membaca Al-Qur’an dengan lancar. Dalam hal ini Muhammad Darwis memang seorang yang cerdas pikirannya karena dapat mempengaruhi teman-teman sepermainannya dan dapat mengatasi segala permasalahan yang terjadi diantara mereka.
Muhammad Darwis tinggal di kampung kauman yang mana di tempat itu anti dengan penjajah. Suasana seperti itu tidak memungkinkan bagi Muhammad Darwis untuk memasuki sekolah yang dikelola oleh pemerintah penjajah. Pada waktu itu siapa yang memasuki sekolah gubernamen, yaitu sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah jajahan, dianggap kafir atau kristen. Sebab itu muhammad Darwis tidak meuntut ilmu pada sekolah Gubernamen, Ia mendapatkan pendidikan, khususnya pendidikan keagamaan dari ayahnya sendiri.
                 Pada abad ke-19 berkembang suatu tradisi mengirimkan anak kepada guru untuk menuntut ilmu, dan menurut Karel Steebbrink sebagaimana yang dikutip oleh Weinata Sairin ada enam macam guru yang terkenal pada masa itu; guru ngaji Qur’an, guru kitab, guru tarekat, guru untuk ilmu ghaib, pejual jimat dan lain-lain. Dari lima macam guru tadi, Muhammad Darwis belajar mengaji Qur’an pada ayahnya, sedangkan belajar kitab pada guru-guru lain.
     Setelah menginjak dewasa, Muhammad Darwis mulai membuka kebetan kitab mengaji kepada K.H. Muhammad Saleh dalam bidang ilmu Fiqh dan kepada K.H. Muhsin dalam bidang ilmu nahwu. Kedua guru tersebut merupakan kakak ipar yang rumahnya berdampingan dalam suatu komplek. Sedangkan pelajaran yang lain beliau belajar kepada ayahnya sendiri. Guru-guru Muhammad Darwis lain yang bisa disebut adalah; Kyai haji Abdul Khamid, KH. Muhammad Nur, dan Syaikh Hasan.
Sebelum mendirikan organisasi Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi di Mesir, Arab, dan India, untuk kemudian berusaha menerapkannya di Indonesia. Ahmad Dahlan juga sering mengadakan pengajian agama di langgar atau mushola.

2 komentar:

  1. Coin Casino | Play Online at ChoE Casino
    Play at ChoE 샌즈카지노 Casino for real 코인카지노 money or Bitcoin with ChoE Casino. Sign up now and claim your welcome bonus today! Rating: 4 bk8 · ‎Review by a Tripadvisor user

    BalasHapus
  2. Mohegan Sun, Foxwoods and Mohegan Sun review - KTNV
    Mohegan Sun in Uncasville 제주도 출장안마 is an exciting location where 남원 출장마사지 Mohegan Gaming & 태백 출장샵 Entertainment 용인 출장안마 can be 군포 출장안마 an exciting entertainment destination.

    BalasHapus